Dan mengapa saya menjadi vegan? Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan berat badan maupun agama. Saya hanya tergerak begitu saja menjadi seorang vegan. Masa-masa remaja adalah saat dimana saya merasa bahwa saya seharusnya menjadi vegan, tidak memakan daging dan semua yang berasal dari hewan.
Beberapa kejadian membuat saya membulatkan niat untuk bervegan. Pada saat saya SD di hari raya Idul Adha, saya melewati masjid yang saat itu sedang melakukan penyembelihan hewan qurban. Karena takut saya berjalan sambil menunduk. Namun tak sengaja saya mengangkat kepala dan melihat sapi yang belum disembelih. Sapi itu menangis, meneteskan air mata. Saat itu perasaan saya ikut sedih, rasanya terluka sekali saya tidak bisa menolong sapi tersebut.
Sapi yang menangis itu meyakinkan saya bahwa mereka, para sapi dan hewan lainnya, juga takut dibunuh seperti manusia. Sapi itu juga bersedih menyaksikan teman-temannya dibunuh terang-terangan dihadapannya.
Kejadian lainnya adalah ketika saya sedang makan di teras rumah, ketika itu ayam peliharaan ayah saya lewat. Ayam itu tiba-tiba memandang saya dalam sekali, tepat ketika saya sedang menggigit sayap ayam. Dalam benak saya waktu itu, apa yang sedang dipikirkan si ayam? Ayam itu diam saja melihat saya, saya jadi tidak tega memakan teman ayam itu dihadapannya.
Niat saya semakin bulat untuk tidak mengkonsumsi hewan lagi. Pada saat itu saya meyakini yang diajarkan oleh agama saya tentang tidak membunuh dan menyakiti sesama juga berlaku terhadap hewan yang bisa merasakan kesakitan dan ketakutan. Beberapa orang khawatir saya akan kekurangan nutrisi jika hanya memakan tumbuhan. Tetapi saya telah membuktikan bahwa itu salah besar. Kalaupun saya sakit, itu karena pola hidup tak teratur saya sebagai mahasiswi yang sok-sokan sibuk.
Dan selama beberapa tahun, saya akhirnya sadar bahwa vegan bukan saja menyangkut pola makan, tetapi juga pola pikir, kepedulian dan hati nurani. Menjadi vegan adalah sebuah pilihan hidup, vegan adalah prinsip, bukan aliran sesat seperti yang teman-teman saya tuduhkan. Banyak keajaiban dan kebahagiaan yang saya dapatkan ketika saya menjadi vegan.
Apapun motivasinya, menjadi vegan hendaklah jangan karena ingin diet ataupun mengikuti trend. Menjadi vegan benar-benar harus datang dari hati. Setelah menjadi vegan, saya dengan sendirinya belajar tentang bagaimana menghargai setiap kehidupan yang Tuhan ciptakan. Menjalani kehidupan sebagai seorang vegan adalah sebuah anugerah. :)
0 comments:
Post a Comment