Blogroll

Searching...
Thursday, 19 June 2014

Tips Pola Makan Sehat Selama Puasa

13:15

Kurang lebih dua minggu lagi umat muslim di seluruh dunia akan menjalani ibadah puasa Ramadhan. Memasuki bulan ini, biasanya tersedia banyak variasi makanan yang menggiurkan.  Tapi perlu diingat, yang enak belum tentu sehat dan yang sehat kadang dianggap tidak enak.  Makan secara berlebihan tentu dapat menyebabkan berbagai penyakit.  Kita harus cerdas memilih makanan apa saja yang baik serta mampu mendukung pasokan energi yang terbatas selama puasa.

Bagi kaum vegan, puasa mungkin tidak pernah menjadi  masalah.  Pengalaman saya dan teman-teman yang menjalani hidup sebagai vegan murni, puasa tidak pernah menjadi kendala dalam beraktivitas.  Tubuh tetap dapat memberikan energi seperti biasanya dan aktivitas dapat berjalan lancar tanpa terpengaruh rasa lapar dan haus.  Mungkin saja hidup dengan pola makan vegan telah membuat tubuh lebih ‘cerdas’ saat menghadapi puasa.  Tapi saya harus mengakui, yang membuat saya bisa menjalani puasa dengan baik, bahkan selama 24 jam adalah apa yang saya makan saat mengawali puasa, atau oleh saudara muslim kita disebut sahur.

Anggota Ikatan Dokter Pemerhati Pengobatan Timur, dr. Sukarliono,  menyebutkan bahwa sistem pencernaan manusia terbagi menjadi tiga fase.  Ketiga fase tersebut yaitu fase pembersihan antara pukul 04.00 – 12.00, fase mencerna antara pukul 12.00 – 20.00, dan fase penyusunan antara pukul 20.00 – 04.00.  Oleh sebab waktu sahur berada pada fase pembersihan, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu berat saat sahur.  Sangat disarankan makan makanan yang mengandung serat dan berkuah seperti sayuran dan buah-buahan agar lebih mengurangi rasa lapar dan haus. 
Sahur sama pentingnya dengan sarapan biasa, asupan zat gizi seimbang sangat dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan tubuh selama  berpuasa.  Sahur sangat penting sebagai persiapan agar selama berpuasa produktivitas kerja dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu.  Namun sahur dengan pola makan yang salah justru dapat membuat tubuh lemas sehingga aktivitas terganggu dan niat ibadah pun tidak dapat dijalankan dengan baik. 

Agar puasa dapat berjalan lancar, saya biasanya tidak mengonsumsi nasi dan lebih memilih menu sahur yang tidak membebani lambung.  Misalnya saja pisang, susu kedelai , ubi jalar rebus atau sup sayuran.  Bagi teman-teman lacto-vegetarian yang masih mengonsumsi susu sapi, disarankan tidak meminum susu sapi saat sahur karena susu sapi sulit dicerna oleh enzim pada lambung manusia.  Intinya, ketika sahur jangan makan makanan yang banyak mengandung gula karena akan membuat kita menjadi cepat lemas.  Makanlah makanan yang menjadi sumber karbohidrat kompleks dan kombinasikan dengan sumber protein agar tetap memiliki energi hingga tiba waktu berbuka.

Jika teman-teman harus makan nasi, sebaiknya batasi porsi nasi agar tidak berlebihan.  Jangan lupa dilengkapi dengan sayuran dan lauk pauk yang mudah dicerna seperti tempe serta kurangi lauk yang susah dicerna yang dapat menyebabkan terjadi pembusukan di dalam usus.  Konsumsi buah sebaiknya diberi jeda waktu dari makanan inti.  Sangat baik mengkonsumsi buah 1 jam – 30 menit sebelum makan makanan berat, namun pilihan buah pun tidak bisa sembarangan.  Makanlah buah yang lembut dan manis, jangan buah yang terlalu asam, terlalu pahit dan menghasilkan gas seperti nangka dan durian.
Yang penting dan tidak boleh ditinggalkan adalah minum air putih yang cukup setidaknya 3-4 gelas selama sahur.  Minum minuman berenergi, sirup, dan jus justru tidak baik karena memiliki kandungan gula yang sangat tinggi.  Untuk jus, bisa saja dikonsumsi jika tidak diberi tambahan gula, namun tetap tidak dapat mengganti kebutuhan cairan tubuh yang diperoleh dari air putih.

Setelah puasa telah dapat dijalani dengan baik, saatnya  untuk berbuka puasa.  Seperti sebuah jargon iklan ‘berbukalah dengan yang manis’ , memang sangat dianjurkan untuk mengawali berbuka dengan makanan manis dan air putih yang cukup.  Tetapi yang perlu dipahami adalah tidak semua makanan manis akan berdampak baik.  Pilihan yang tepat adalah makanan manis yang mengandung karbohidrat kompleks.  Ya, sekali lagi karbohidrat kompleks.  Pilihan berbuka ini misalnya saja buah-buahan, sari buah alami atau kurma seperti yang sangat dianjurkan oleh Nabi.  Dengan mengonsumsi makanan manis berkabohidrat kompleks, akan menaikkan gula darah secara perlahan.  Boleh juga ditambahi makanan ringan, tapi yang dikukus bukan digoreng. 


Dan yang perlu diingat, jangan langsung makan berat saat berbuka puasa!  Berilah jeda waktu agar sistem pencernaan kita bisa melakukan ‘pemanasan’ sebelum melakukan tugas beratnya untuk mencerna makanan.  Biasanya jeda waktu ini dimanfaatkan teman-teman muslim saya untuk menjalankan Shalat Maghrib.  Setelah selesai shalat , barulah makan berat.  Sama seperti sahur, lebih baik  tidak mengonsumsi banyak nasi dan tetap kombinasikan dengan sayuran dan lauk yang mengandung protein dan minim lemak.  Untuk minuman, tetap yang baik adalah minum air putih.  Konsumsi buah  juga diberi jeda dari konsumsi makanan berat.  Buah dapat dikonsumsi setelah shalat Tarawih untuk menyempurnakan asupan nutrisi .  Konsumsi buah yang mengandung banyak serat seperti pepaya, nanas atau apel untuk memperlancar proses pembuangan.


Semoga sedikit tips untuk pola makan sehat selama puasa ini bermanfaat untuk teman-teman.  Memang urusan puasa memang bukan semata-mata urusan perut, tetapi dari perut inilah muncul berbagai masalah yang dapat mengganggu puasa.  Dan tentu saja makna puasa itu lebih dari sekedar menahan lapar dahaga untuk periode waktu tertentu.  Semoga teman-teman memperoleh manfaat baik dari berpuasa J

0 comments:

Post a Comment