Blogroll

Searching...
Monday, 26 May 2014

Dampak Pemanasan Global (Global Warming)

20:07
Dampak Pemanasan Global
“Aahh…nanaas..nanaass…”

Saat saya menulis ini, udara sedang panaaas sekali.  Kucing saya terkapar di lantai keramik saking panasnya, begitu juga dengan ibu, bapak, dan kakak saya.  Padahal, kemarin hujan seharian dan suhu sangat dingin. Saya bahkan seperti naga yang ketika berbicara mengeluarkan asap (uap) dari mulut. Oh, inikah namanya cinta~~ Eh…inikah namanya pemanasan global, deritanya tiada akhir.

Ini salah satu dampak pemanasan global yang sering saya alami sendiri, dan mungkin banyak juga yang mengalaminya.  Ingin mengeluh pada Tuhan, tapi saya malu karena saya salah satu penyebab dari pemanasan global ini.  Saya sering tanpa sadar mengeluarkan gas H2S dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun.  Oh inikah karma yang harus saya terima? Tidaaaaak!!!!

Oke..oke… Saya tidak akan ber-drama queen lagi.  Mari kita mulai serius sekarang, seserius dampak yang pemanasan global yang semakin mengancam peradaban makhluk bumi.  Mungkin sudah banyak diantara kita yang menyadari bahwa perubahan cuasa yang ekstrem ini tidak wajar, ada yang salah dengan bumi kita.  Namun ada juga beberapa orang disekitar saya yang mati rasa menganggap bahwa memang beginilah bumi di abad 21, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Hei!! Ini adalah ancaman bagi bumi kita!! Ancaman ini sudah sangat terasa, misalnya saja musim yang kacau seperti saat ini, musim kemarau atau musim hujan yang berkepanjangan, banjir di tempat lain dan kekeringan di tempat yang lain lagi pada saat yang sama, badai besar terjadi dimana-mana.  Lalu, bagaimana mungkin pemanasan global bisa sangat mengancam seperti ini?  Saya menemukan beberapa fakta dampak pemanasan global yang telah terjadi sepanjang hidup saya ini.

  1. Mencairnya es di Kutub Utara dan Kutub selatan.  Pada tahun 2008 sebuah bongkahan es seluas 414 km2 di Antartika runtuh.  Antartika di Kutub Selatan adalah benua yang mengandung 90% es diseluruh dunia.  Es-es ini lah yang berperan sebagai stabilisator keseimbangan air di permukaan  bumi terutama antara perairan laut dan daratan.  Jika seluruh es di kutub hilang, tidak saja memusnahkan kehidupan beruang, penguin, dan penghuni kutub lainnya, tapi juga akan menaikkan permukaan air laut.
  2. Meningkatnya permukaan air laut.  Mencairnya es di daerah kutub telah berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut.  Para ahli memperkirakan jika semua es mencair, maka permukaan air laut akan naik mencapai 7 meter.  Yah, cukuplah untuk menenggelamkan seluruh daratan rendah di bumi ini.
    Kenaikan ini akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tanah, dan menggerus kawasan pesisir.  Di Indonesia sendiri, kenaikan permukaan air laut telah meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir, mengubah arus laut, memperluas kerusakan hutan bakau, meluasnya air laut ke daratan, dan berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau-pulau kecil.  Meningkatnya banjir disebabkan karena pola hujan yang acak, musim hujan yang pendek sementara curah hujan sangat tinggi.  Iklim menjadi ekstrem dan sulit diduga lagi.
    Daerah yang paling terkena dampaknya adalah daerah pesisir.  Luas hutan bakau semakin mengalami penurunan dari tahun ke tahun.  Jika tidak ada hutan bakau, maka akan sering terjadi abrasi pantai dan pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat.  Wilayah kedaulatan Indonesia pun akan menyempit akibat mundurnya garis pantai.
  3. Perubahan iklim atau cuaca yang semakin ekstrim.  Nah, ini yang sering saya alami.  Bahkan NASA telah menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuasa dan iklim bumi.  Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat tetapi kekeringan di tempat lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan, seperti kasus-kasus badai ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini
  4. Gelombang panas menjadi semakin ganas.  Serangan gelombang panas mungkin belum terjadi di Indonesia, dan semoga tidak terjadi.  Di Negara-negara lain seperti di Amerika Serikat, baru-baru ini kita mendengar bahwa suhu memanas akibat gelombang panas mencapai hingga 48o celcius.  Hal ini telah menyebabkan korban meninggal, merusak hasil pertanian, membunuh hewan-hewan ternak dan menyebabkan kebakaran hutan.
  5. Habisnya gletser.  Jika glestser-gletser di dunia mencair, maka dunia terancam kehilangan persediaan air bersih.  Sejak tahun 1960 hingga 2005 NASA mencatat bahwa jumlah gletser di bumi telah hilang lebih dari 8000 m3.  Maka seperti bunyi sebuah iklan air mineral “Sumber aer su dekat” akan berakhir antiklimaks.


Itulah beberapa dampak pemanasan global yang berhasil dihimpun oleh redaksi buku lain :p  Semua ini mempertegas bahwa ancaman pemanasan global sudah didepan hidung kita.  Ayo mulai ubah perilaku dan selamatkan bumi kita. Menyelamatkan bumi sama halnya dengan menyelamatkan diri sendiri J



0 comments:

Post a Comment